Sumber pengetahuan menuju kesuksesan
PENGARUH GAYA HIDUP MODEREN DAN PRILAKU REMAJA , OLEH : E R L I N D A (Kader Hanura ) singkawang
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan
menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat
disekitarnya. Atau, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh
setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan
zaman dan juga teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin
canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya
hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya
hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang
menjalankannya. Yah, tergantung pada bagaimana orang tersebut yang
ngejalaninnya. Dewasa ini, gaya hidup sering disalahgunakan oleh
sebagian besar remaja. Apalagi para remaja yang berada dalam kota
Metropolitan. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa
kini. Tentu saja, mode yang mereka tiru adalah mode dari orang barat.
Jika mereka dapat memfilter dengan baik dan tepat, maka pengaruhnya juga
akan positif. Namun sebaliknya, jika tidak pintar dalam memflter mode
dari orang barat tersebut, maka akan berpengaruh negatif bagi mereka
sendiri.Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode
orang barat dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah " Berpakaian ".
Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia
khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan
yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh
gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat.
Otomatis bukan hanya remaja Metropolitan saja yang mengikuti mode
tersebut, tetapi juga orang-orang yang berada dalam perkampungan atau
pedalaman. Sebagian besar remaja Indonesia belum dapat memfilter budaya
tersebut dengan baik. So, pengaruh negatiflah yang timbul dari dalam
diri remaja itu sendiri.Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang
barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa
Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan budi luhurnya. Namun,
sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang
barat tanpa memfilternya secara baik dan tepat. Dan mungkin itu akan
berakibat buruk bagi generasi penerus kita nanti.Contoh berikutnya, gaya
hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya orang barat adalah
mengkonsumsi minum - minuman keras, narkoba, dan barang haram sejenis
lainnya. Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini,
memunculkan berbagai isu untuk terus diikuti perkembangannya, juga
sebagai bahan pembicaraan yang tidak kalah menarik. Di jaman Era
globalisasi ini kita sebagai remaja dituntut untuk mejadi seorang remaja
yang tidak “Gaptek” (Ketinggalan Jaman) dengan adanya peran media di
jaman sekarang ini yaitu seperti (televisi, radio, majalah, HP, dan
internet) telah mempengaruhi perilaku moralitas remaja. Pengaruh
globalisasi terhadap remaja itu begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak remaja kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari remaja sekarang. Dari cara berpakaian
banyak remaja - remaja kita yang berdandan seperti selebritis. Mereka
menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh
yang seharusnya tidak kelihatan yang cenderung Negara Barat atau Luar
Negeri. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai
penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta,
Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara,
pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan
seks pranikah mencapai 29,9 persen.“sementara penelitian yang saya
lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang ke Klinik
Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah melakukan hubungan
seksual pranikah,” kata pemilik Klinik Pasutri ini. Kelompok remaja yang
masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan
umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak
yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa
penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan
seksual. Di antara mereka yang kemudian hamil pranikah mengaku taat
beribadah. Penelitian di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen
remaja putri yang hamil pranikah mengaku taat beribadah. Penelitian di
Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen wanita yang datang di suatu
klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof.
Wimpie, induksi haid adalah nama lain untuk aborsi. Sebagai catatan,
kejadian aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “
Dan 20 persen di antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas
Udayana, Bali ini. Penyebab prilaku seks bebas Remaja memiliki emosi
yang luar biasa besar, seseorang cenderung menginginkan perhatian yang
lebih. Jika dalam keluarga seorang remaja tidak memperoleh perhatian
yang diinginkan, mereka cenderung mencarinya di luar lingkungan
keluarga.Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang
anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang
anak dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari
orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di
jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan
dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar